Cerita Lucu

Mei 11, 2021

Bercanda, guyon itu ada aturannya…

March 08, 2020

Jangan ada dusta di antara kita…

Bahaya menjadikan agama dan segala yang berkaitan dengannya sebagai bahan candaan, apalagi olok2an…

Asbabun Nuzulnya:

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآَيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman.” (QS. At-Taubah 9: 65-66)

Diriwayatkan dari Ibnu Umar, Muhammad bin Ka’ab, Zaid bin Aslam dan Qotadah, hadits dengan rangkuman sebagai berikut. Disebutkan bahwa pada suatu perjalanan perang (yaitu perang Tabuk), ada orang di dalam rombongan tersebut yang berkata, “Kami tidak pernah melihat seperti para ahli baca Al-Qur’an ini (yang dimaksudkan adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya), kecuali sebagai orang yang paling buncit perutnya, yang paling dusta ucapannya dan yang paling pengecut tatkala bertemu dengan musuh.”

(Mendengar hal ini), ‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata kepada orang tersebut, “Engkau dusta, kamu ini munafik. Aku akan melaporkan ucapanmu ini kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Maka ‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu pun pergi menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun sebelum ‘Auf sampai, wahyu telah turun kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam (tentang peristiwa itu). Kemudian orang yang bersenda gurau dengan menjadikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai bahan candaan itu mendatangi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang saat itu sudah berada di atas untanya. Orang tadi berkata, “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami tadi hanyalah bersenda gurau, kami lakukan itu hanyalah untuk menghilangkan kepenatan dalam perjalanan sebagaimana hal ini dilakukan oleh orang-orang yang berada dalam perjalanan!”

Ibnu Umar (salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berada di dalam rombongan) bercerita, “Sepertinya aku melihat ia berpegangan pada tali pelana unta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedangkan kakinya tersandung-sandung batu sembari mengatakan, “Kami tadi hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.”

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya (dengan membacakan firman Allah):

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآَيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman.” (QS. At-Taubah 9 : 65-66).

Beliau mengucapkan itu tanpa menoleh orang tersebut dan beliau juga tidak bersabda lebih dari itu.” (HR. Ibnu Jarir Ath Thobariy dan Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Umar dan Syaikh Muqbil dalam Ash-Shohihul Musnad min Asbabin Nuzul mengatakan bahwa sanad Ibnu Abi Hatim hasan)

>> File PDFnya

https://almanhaj.or.id/2566-bersenda-gurau-dengan-menyebut-nama-allah-al-quran-dan-rasul.html

>> File PNGnya


Kitab 9

Maret 16, 2016

TTS: Teka Teki Shahih 2

Juli 19, 2014

Suatu saat si Fulan mengerjakan sholat, akan tetapi gerakannya berbeda dengan sholat kita pada umumnya. Ia sholat dengan duduk tahiyat lebih banyak daripada bilangan rokaatnya. Mungkinkah hal itu terjadi? Ataukah si fulan sekedar tidak tahu tata cara sholat yang benar?


TTS: Teka Teki Shahih 1

September 4, 2013

Dalam sebuah pernikahan, Fulanah menikah dengan walinya. Bagaimana bisa terjadi?

Jawab:

Fulanah menikah dengan sepupunya (anak paman dari pihak Bapak) yang mana ia adalah wali pernikahan tersebut, dikarenakan:

  • Ayah dan Kakek dari bapak telah meninggal.
  • Fulanah tidak mempunyai saudara laki-laki  sekandung maupun sebapak.
  • Ini pernikahan pertama fulanah, ia tidak punya anak (laki-laki), apalagi cucu laki-laki.
  • Fulanah tidak mempunyai keponakan laki-laki dari saudara laki-laki.
  • Paman fulanah dari pihak bapaknya telah tiada pula.

Sehingga hak perwalian jatuh kepada sepupu laki-laki, putra paman dari pihak bapak yang sekaligus mempelai pria.


Kamu puasa hari apa?

Juli 30, 2013

Beberapa tahun yang lalu, saya membaca sebuah tulisan dari internet yang ditempel di sebuah masjid. Ringkasan isinya kurang lebih: Tadi malam adalah bulan purnama, jadi yang benar adalah yang menjalankan puasa ramadhan lebih awal, yang benar adalah yang menggunakan hisab, dan segala argumennya. Baca entri selengkapnya »


Baik kok Sesat?

Maret 18, 2013

Telah bercerita tetangga saya, bahwasannya ia pernah mendengarkan sebuah “pengajian” di radio (anehnya, sehari-hari “pengajian”nya banyak memaki dan mengumpat, bukan kok berdzikir memuji Alloh, tidak mencerminkan kalau pematerinya adalah orang alim) yang inti nya pemateri sangat berat hati menerima (kalau bukan menolak) hadits Nabi yang menyatakan bahwa “SETIAP BID’AH ITU SESAT (Kullu Bid’atin Dholalah)”. Karena sudah tertanam dalam benak kita tentang adanya Bid’ah Hasanah. Pemateri juga menghibur diri dengan berkata: “Islam itu tidak hanya di Arab”. Sampai-sampai tetangga saya tersebut sulit tidur, memikirkan perkataan pemateri yang aneh itu… Kok sampai segitunya… Baca entri selengkapnya »


Pentingnya SHOLAT BERJAMA’AH

Januari 3, 2013

Sholat jama’ah lima waktu adalah syiar islam yang tak boleh kita abaikan begitu saja. Dengan makmurnya sholat jama’ah di masjid-masjid, nampaklah persatuan dan kekuatan umat islam, hingga musuh-musuh islam menjadi takut dan gentar. Beberapa hal yang menunjukkan akan pentingya sholat lima waktu berjama’ah adalah: Baca entri selengkapnya »


Bedah Kitab

September 20, 2011

Pendiri Ormas besar di Indonesia Nahdatul Ulama adalah Kyai Hasyim Asyari. Beliau pernah belajar di Makkah selama 2 tahun mengkaji Shahih Bukhari, Shahih Muslim dan Al Muwatho’ Imam Malik. Maka tak heran jika Beliau sangat teguh dalam mengikuti Al Quran dan Sunnah dan berusaha mengajarkan dan mengajak umat dengan mendirikan NU. Hal ini dapat kita lihat dalam kitab yang Beliau tulis yaitu Irsyadus Sari (Kumpulan Kitab2 Beliau). Diantaranya beliau menulis bahwa: Baca entri selengkapnya »


Ramadhan

Juli 30, 2011

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah buat Nabi Muhammad صلي الله عليه وسلم, keluarga dan sahabatnya رضي الله عنهم dan yang mengikuti mereka hingga akhir zaman. Amma ba’du…

InsyaAllah tidak lama lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan 1432 H, bulan yang ditunggu setiap muslim, bulan yang penuh berkah, bulan Al-Qur’an dan bulan dimana diserukan:

يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ

“Wahai orang-orang yang mengharapkan kebaikan sambutlah (bulan ini dengan kebaikan), wahai orang-orang yang mengharapkan kejelekan berhentilah (dari berbuat kejahatan dan kejelekan)”. Hadits Hasan, riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah dan lainnya. Baca entri selengkapnya »


Kesudahan Yang Berlawanan

Agustus 5, 2010

Tatkala masih di bangku sekolah, aku hidup bersama kedua orangtuaku dalam lingkungan yang balk. Aku selalu mendengar do’a ibuku saat pulang dari  keluyuran dan begadang malam. Demikian pula ayahku, ia selalu dalam Shalatnya yang panjang. Aku heran, mengapa ayah shalat begitu lama, apalagi jika saat musim dingin yang menyengat tulang. Aku sungguh heran. Bahkan hingga aku berkata kepada’ diri sendiri: “Alangkah sabarnya mereka…setiap hari begitu…benar-benar mengherankan!” Aku belum tahu bahwa di situlah kebahagiaan orang mukmin, dan itulah shalat orang-orang pilihan… Mereka bangkit dari tempat tidumya untuk bermunajat kepada Allah. Baca entri selengkapnya »